Rabu, 22 Desember 2010

Peserta CPNS Lulus Tanpa Tes

Jambi (ANTARA) - Dua pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkup Pemerintah Provinsi Jambi diduga lulus tanpa mengikuti tes tertulis.
Sumber kesaksian yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan, Rabu, salah seorang peserta ujian jurusan dokter umum bernama Dr David Ramli, tidak mengikuti ujian pada waktu pelaksanaan tes tertulis pada 5 Desember 2010.
"Waktu itu, saya datang ke rumahnya untuk menghadiri resepsi pernikahan dokter itu di Mandalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi, sekitar pukul 10.00 WIB. Bahkan ketika itu, saya menyaksikan dia berada di pelaminan. Kok bisa dia lulus CPNS," ujarnya.
Menurut dia, tidak mungkin seseorang yang sedang melangsungkan pesta pernikahan bisa mengikuti ujian tertulis. Sebab, ujian tertulis CPNS dilakukan secara serentak pada pukul 08.00 hingga 10.00 WIB lebih. Sementara, lokasi tes yang berada di Gor Kota Baru, selesai ujian hingga sekitar pukul 11.00 WIB. "Kalau pakai joki mungkin," katanya.
Dalam undangan yang didapatkan ANTARA, tercantum bahwa menantu salah satu petinggi DPRD Provinsi Jambi ini benar melakukan pernikahan pada hari tes tertulis tersebut. Bahkan dalam undangan disebutkan, acara dimulai pukul 10.00 WIB hingga selesai.
Namun, anehnya ketika pengumuman CPNS, nama yang berinisial David Ramli ini lolos dengan memperoleh nilai 76,49 dengan posisi ranking empat.
Satu nama lainnya, yakni Cek Ana Masmita, juga diduga lulus tanpa mengikuti tes. Dia bahkan sebelumnya tidak lulus seleksi administrasi.
Cek Ana Masmita lulus untuk formasi S-2 Magister Manajemen Ekonomika dan Bisnis dengan menduduki peringkat pertama dan perolehan nilai 67.20.
Salah satu sumber yang juga mengikuti ujian tersebut mengatakan pada waktu seleksi administrasi, peserta yang lolos hanya ada tiga nama.
"Dari nama yang lulus administrasi, tidak ada nama Cek Ana Masmita. Bahkan saya tidak menemukan sosok Cek Ana Masmita pada waktu ujian," ujarnya.
Demikian juga, ketika dicek hasil seleksi administrasi yang dikirimkan BKD Provinsi Jambi pada sejumlah media melalui email, nama Cek Ana Masmita juga tidak ditemukan.
Padahal, Kepala BKD Provinsi Jambi, Husnaini sendiri yang mengakui bahwa pengumuman yang dipasang di media cetak dan elektronik benar adanya.
Sementara, Kepala BKD Provinsi Jambi, Husnaini, membantah sejumlah temuan tersebut.
Menurut dia, untuk nama Cek Ana Masmita sudah dicek dan mengikuti ujian tertulis. "Waktu itu kita mengalami aplikasi error, jadi nama Cek Ana Masmita itu tidak keluar, dan ia komplain.
"Setelah kita proses Cek Ana Masmita lulus seleksi administrasi, dan mengikuti ujian. Kita belum tahu lokasi tesnya, kalau tidak di BKKBN atau di Dinas Keluatan dan Perikanan," ujarnya.
Lokasi itu memang disediakan bagi pelamar yang komplain dan bermasalah ketika seleksi administrasi. Namun yang bisa membuktikan tersebut hanyalah tanda tangan peserta ketika ujian. Sayangnya, tanda tangan tersebut tidak bisa dipublikasikan, karena tanda tangan tersebut dikirim langsung bersama berkas LJK ke pihak ITB.
"Kita tidak punya arsipnya," kata Husnaini berkilah.
Untuk peserta David Ramli, Husnaini belum bisa memberikan jawaban. Ia mengaku baru mendengar laporan tersebut dan belum mengecek kebenarannya.
"Nanti kita cek dulu, kita belum tahu apakah dia ujian atau tidak," katanya

Selasa, 21 Desember 2010

Setitik Harapan demi Kebanggaan Prestasi


Pemain timnas Indonesia merayakan kemenangan ke arah pendukungnya usai mengalahkan timnas Filipina dalam semifinal Piala Suzuki AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (16/12/2010). Indonesia menang 1 - 0.
Oleh Gatot Widakdo
Prestasi olahraga kita seperti gerakan dalam tarian poco-poco dari kawasan Indonesia timur. Maju selangkah, mundur dua langkah, atau kadang cuma jalan di tempat. Berbagai program pembinaan sudah dijalankan, tetapi hasilnya tidak menunjukkan hasil konsisten. Itu sebabnya dalam beberapa gelaran olahraga, nama Indonesia tidak terlalu diperhitungkan.

Sepanjang tahun 2010, tak banyak prestasi spektakuler yang dicetak insan olahraga di Indonesia. Yang teraktual, pada ajang multicabang Asian Games XVI di Guangzhou, China, bulan November lalu. Di klasemen akhir, Indonesia—dengan 4 medali emas, 9 perak, dan 13 perunggu—bercokol di peringkat ke-15. Hasil ajang Asian Games ini merupakan cermin dari pembinaan olahraga nasional sepanjang tahun 2010.

Dilihat dari sisi jumlah medali dan posisi Indonesia pada klasemen akhir memang ada peningkatan dibandingkan dengan ajang serupa yang digelar di Doha, Qatar, empat tahun silam. Ketika itu, Indonesia meraih 2 emas, 3 perak, dan 15 perunggu serta menduduki peringkat ke-22. Namun, klaim keberhasilan yang disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan Ketua Umum KONI Rita Subowo atas pencapaian ini patut dipertanyakan.

Pasalnya, medali emas yang didapat Indonesia bukan dari atlet binaan KONI ataupun hasil Program Indonesia Emas (Prima) yang dibuat Menpora dan KONI. Tiga medali emas diraih cabang perahu naga, cabang olahraga yang sebelumnya nyaris tidak diberangkatkan. Satu lagi disumbangkan oleh atlet bulu tangkis nonpelatnas, Markis Kido/Hendra Setiawan. Artinya, meski target raihan medali emas terpenuhi, semua itu bukan didapat dari atlet yang sebelumnya telah diprediksi bisa meraih emas.

Satu hal lagi, meskipun peringkat Indonesia di Asian Games kali ini lebih baik, jika dibandingkan dengan prestasi negara ASEAN lainnya, posisi Indonesia tetap masih kalah dari Thailand (peringkat ke-9 dengan 11 emas, 9 perak, dan 32 perunggu) dan Malaysia (peringkat ke-10 dengan 9 emas, 18 perak, dan 14 perunggu). Dengan hasil ini, Menpora dan KONI harus bekerja keras jika ingin mewujudkan mimpi mereka meraih juara umum pada ajang SEA Games 2011 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang.

Mimpi di Siang Bolong
Bukannya pesimistis, keinginan menjadi juara umum pada SEA Games 2011 mendatang seperti mimpi di siang bolong. Siapa pun tahu, untuk mencetak prestasi emas tidak bisa dibuat secara instan dan semudah membalikkan telapak tangan. Parahnya lagi, pembinaan atlet Indonesia sekarang tidak dilakukan dengan sistem jangka panjang. Program Atlet Andalan yang mengadopsi pembinaan atlet jangka panjang dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah ditinggalkan.

Sudah sejak lama kita mengingatkan bahwa orientasi pembangunan olahraga bangsa ini sepertinya bergerak ke arah yang salah. Kita lebih memacu prestasi tanpa memerhatikan struktur bangunan yang mendukung prestasi itu sendiri. Prestasi seharusnya dianggap sebagai konsekuensi dari adanya struktur bangunan olahraga yang kukuh, yang salah satu pilar utamanya adalah budaya berolahraga dari masyarakat.

Bicara potensi, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa adalah salah satunya. Bayangkan, andai kata beberapa puluh juta orang melakukan kegiatan olahraga secara teratur dan memanfaatkan olahraga sebagai bagian dari kebutuhan hidup sehari-hari, tidak mustahil akan muncul beberapa ratus ribu bibit unggul yang memiliki bakat dan potensi. Tidak perlu lagi ada ide program naturalisasi seperti dilakukan di cabang olahraga sepak bola untuk memajukan sepak bola.

Kemudian, andai kata mereka dilatih secara khusus, tidak mustahil akan muncul beberapa puluh ribu calon juara berbagai cabang olahraga. Andai kata mereka dibina melalui proses pembinaan menuju prestasi tinggi, tidak mustahil akan muncul beberapa ribu calon juara dunia di berbagai cabang olahraga.

Karena itu, pemangku kepentingan olahraga sudah selayaknya menyusun program-program untuk membangkitkan prestasi olahraga yang dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan. Pembinaan dan pelatihan juga sudah seharusnya menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar segala sesuatu yang dikerjakan bisa efektif dan efisien dalam rangka terciptanya peningkatan prestasi olahraga yang berkelanjutan.

Yang tak kalah penting, para pembina olahraga juga harus punya komitmen bersama untuk bekerja lebih keras, pertama-tama dengan menggairahkan kembali kegiatan turnamen dan kompetisi mulai dari level yang paling dasar. Tanpa itu semua, tidak akan ada atlet yang muncul.

Cetak biru pembinaan olahraga Indonesia, seperti tertuang dalam UU Nomor 3/2005, mendudukkan pemerintah dan KONI pada pusaran utamanya. Sayangnya, peran besar yang harus dimainkan pemerintah tidak diimbangi oleh ketersediaan dana yang memadai, bahkan cenderung birokratis.

Pada penyelenggaraan pelatnas Asian Games 2010, induk organisasi olahraga menyesalkan birokrasi keuangan yang berbelit-belit. Setiap kegiatan harus dibuat dalam sebuah proposal yang diajukan ke Dewan Pengarah Satlak Prima. Jika disetujui, uang kegiatan itu pun baru turun. Mengapa tidak dibuat rencana anggaran triwulan, caturwulan, atau semester agar tidak setiap hari pengurus disibukkan oleh proposal.

Masih Ada Kebanggaan

 Sejauh ini kita masih bisa bangga, atlet-atlet bulu tangkis dapat bicara banyak di turnamen internasional. Setidaknya tradisi medali emas di ajang Asian Games dan Olimpiade masih bisa dipertahankan dari cabang bulu tangkis. Apresiasi juga patut diberikan kepada atlet angkat besi, voli pantai, balap sepeda, perahu naga, dan atletik yang bisa unjuk gigi di kawasan Asia.

Di ajang otomotif, kita punya pebalap muda berbakat Rio Haryanto yang menjadi juara umum Formula BMW Pacific 2009 dan menjadi pebalap Indonesia pertama yang menjajal mobil Formula 1. Sementara dari arena tinju profesional, sepak terjang Chris John sangat membanggakan. Petinju berusia 31 tahun ini masih tercatat sebagai juara dunia kelas bulu versi WBA.

Kita juga cukup bangga melihat perjuangan tim nasional PSSI yang cukup mengesankan selama babak penyisihan Piala Suzuki AFF. Penampilan mereka memberi efek euforia bagi masyarakat Indonesia yang memang sangat haus dengan kebanggaan prestasi. Bagi masyarakat, prestasi olahraga di ajang internasional adalah hiburan yang sangat berharga di tengah segala kesulitan yang mereka hadapi.
Kompas Cetak
Sumber :
Teknologi al Qur'an berisi teknologi masa depan yg canggih & pintar


" Sesungguhnya telah Allah datangkan sebuah Kitab berisi Ilmu Pengetahuan (Teknologi Al-Qur'an) kepada Kita semua, sebagai Petunjuk dan Rahmat bagi Orang2 yang beriman ". (QS. Al A'raaf : 52)

" Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, Sungguh aku termasuk orang2 muslim ( yang berserah Diri ) ". (QS Fushilat: 33)

" Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik2 dan (bencana) yang buruk2...." (QS. AL A'raaf:168)


  Benarkah Al Quran Berisi Teknologi Masa Depan yg Canggih ?? 
Teknologi al Qur'an yang diatas pemikiran normal, sehingga sulit untuk membayangkannya.  Cara satu2nya adalah dengan mencobanya, merasakannya sendiri.....
> Apa yang terjadi bagi pemikiran normal adalah munculnya berbagai keajaiban dan kemukjizatan.  Akan tetapi sesungguhnya semua itu hanyalah teknologi semata. Hanya dengan  meyakini al Qur'an dan as Sunnah sebagai penuntun, teknologi Al Quran bersifat nyata, rasional dan jauh dari unsur gaib, magis apalagi Klenik atau Supra Natural.
PENGOBATAN TERAPI NURSYIFA'Kita semua bisa membangkitkan kemampuan dan potensi karunia Allah sebagaimana dinyatakan dalan surat al Baqaroh ayat 30 s/d 34 : " Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini dan memberi ilmu pengetahuan ( Teknologi ). "
*Semua itu berupa teknologi canggih hasil penggalian dan pendalaman kandungan teknologi al Qur'an selama bertahun2, sebagaimana pada zaman dulu dilakukan oleh Ibnu Sina ( Bapak Kedokteran Islami ).
PENGOBATAN TERAPI NURSYIFA'Sebagai perumpamaan, pada saat teknologi masih teknologi telepon kabel, tentu akan bingung melihat seseorang membawa Handphone dan menelepon tanpa menggunakan kabel.  Tentu saja sulit dipercaya dan bahkan ada yang menganggap bahwa jin yang menyambungkannya....
Satu2nya cara agar mereka percaya bahwa itu adalah nyata berupa teknologi baru yang canggih, tentu saja harus meminjamkan telepon genggamnya (HP-nya) dan mengajarkan cara menggunakan, baru mereka mau percaya bahwa ini adalah "Teknologi baru Masa Depan dan bukan bantuan Jin."
*Sebagaimana Handphone, kalau Kita ingin menggunakan Fitur2 canggihnya, seperti Video Call, memperoleh informasi tanpa batas (melalui Internet), maka HP Kita harus di " Setting " dulu.  Begitu juga untuk mengaktifkan "Potensi dan Kemampuan" Kita, maka perlu di- " Setting " terlebih dahulu oleh NurSyifa', wajar dan rasional bukan ??
PENGOBATAN TERAPI NURSYIFA'Tentu saja Kita semua perlu belajar banyak agar bisa memahi dan menerapkan semua teknologi yang terkandung dalam Al Quran demi kehidupan yang lebih baik.
Masih banyak indra2 lainnya yang belum diselidiki ilmu pengetahuan

" ...Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanya orang2 yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan Sholat. Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menycikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali ". (QS. Fathir: 18)
" Sungguh Kami mengutus Engkau dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan... " (QS. Fathir: 24)
" Apabila kamu melihat seseorang di karuniai kelebihan dengan harta melimpah2 dan dengan kecantikan maka menengok pulalah kepada orang2 yang serba kekurangan ". (HR Muslim)

  Ternyata Al Quran Mengandung Teknologi yang Penuh Manfaat 
*Dari hasil menggali kandungan Teknologi al Qur'an, telah ditemukan indra2 lainnya yang besar manfaatnya seperti indra ke- 7, ke- 8, dan seterusnya.
Kita semua tentunya telah mengetahui mengenai "Panca Indra", dan dunia barat telah menemukan mengenai "Indra ke-6 atau Sixth Sense". Akan tetapi masih banyak indra2 lainnya yang belum ditemukan dunia barat ternyata ada dijelaskan secara gamblang dalam teknologi al Quran.

http://UangDownload.Com/88054