Kamis, 17 Februari 2011


Awas, NeoApp Merajalela di Facebook
Toolkit pembuat aplikasi bervirus tersebut marak beredar di internet.
KAMIS, 17 FEBRUARI 2011, 13:55 WIB
Muhammad Firman
VIVAnews - Seiring dengan semakin besarnya jumlah pengguna Facebook dari seluruh dunia, serangan yang datang terhadap pengguna situs jejaring sosial tersebut hadir tak henti-henti. Sebagai contoh, Symantec baru-baru ini mendeteksi NeoApp, toolkit pembuat aplikasi virus populer di Facebook.

“Jika pengguna menginstalasikan aplikasi Facebook yang dibuat menggunakan toolkit ini dan memberikan izin akses, informasi pengguna akan muncul di panel administrasi NeoApp,” kata juru bicara Symantec, seperti dikutip dariIndiaTimes, Kamis, 17 Februari 2011.

Disebutkan, jika informasi pengguna sudah diperoleh, pelaku akan dapat mengirimkan pesan secara acak pada pengguna tersebut dan teman-teman mereka melalui berbagai cara yang sangat mudah.

Toolkit pembuat aplikasi itu marak dijual seharga US$50 atau sekitar Rp445 ribu di berbagai tempat di Internet.

“Toolkit NeoApp memungkinkan hampir siapa pun, bahkan mereka yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun kode pemrograman (coding), untuk menciptakan sebuah pesan bervirus yang menyebar dengan cepat di Facebook,” tutur Symantec.

Toolkit ini, menurut Symantec, bahkan menjelaskan pada penggunanya di mana sebaiknya mereka menempatkan video dan memasang link survei untuk memaksimalkan pendapatan mereka. “Secara gamblang dijabarkan, motivasi di balik penggunaan toolkit ini adalah untuk mencari uang.”

Saat ini, meskipun Facebook sudah memiliki tim pelacak khusus untuk mendeteksi aplikasi-aplikasi berbahaya dan mematikan mereka, pengguna diminta untuk tetap berhati-hati terhadap aplikasi yang mencurigakan seperti aplikasi yang meminta akses ke informasi pribadi Anda.

Disarankan, jika Anda telah menjadi korban scam tersebut, silakan masuk ke Setting Privacy akun Facebook Anda dan segera hapus aplikasi yang bersangkutan dari profil Anda. (art)
• VIVAnews

Selasa, 15 Februari 2011


Efek Positif Ayah Habiskan Waktu Bersama Anak
Anak-anak membutuhkan ayah di sisi mereka untuk mengorganisir sebagian hidup mereka.
RABU, 16 FEBRUARI 2011, 00:42 WIB
Muhammad Firman
Keluarga yang sang ayah menghabiskan banyak waktu dengan anak-anaknya mendapatkan banyak manfaat. (doc. Corbis)
VIVAnews - Dari penelitian terbaru, terungkap bahwa ayah bisa meningkatkan kemampuannya sebagai orang tua, dan menghapus label mereka sebagai ‘asisten orang tua’ dengan cara menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anaknya tanpa kehadiran ibu mereka.

Penelitian tersebut juga mendapati bahwa keluarga yang bersangkutan akan mendapatkan banyak manfaat jika ayah dan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya bersama-sama.

“Anak-anak membutuhkan ayah di sisi mereka untuk mengorganisir sebagian hidup mereka,” kata Margot Prior, peneliti dari University of Melbourne, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, 15 Februari 2011. “Padahal, kebiasaan kita adalah menyerahkan semua itu pada ibu,” ucapnya.

Untuk melakukan riset, peneliti melibatkan 110 keluarga di Melbourne yang memiliki anak berusia antara 3 hingga 12 tahun.

Ternyata, ayah yang menghabiskan waktu secara signifikan dengan anak-anaknya menyebutkan bahwa mereka merasa bahwa kesejahteraan anak-anak mereka meningkat. Di sisi ayah, mereka juga mengalami peningkatan rasa dibutuhkan dan menaikkan jabatan mereka dari ‘asisten orang tua’ menjadi orang tua, seperti jabatan para ibu.

“Bicara perawatan tunggal adalah bicara tentang interaksi,” kata Prior. “Ini adalah gagasan tentang bagaimana ayah bertanggungjawab untuk mengambil keputusan pada lebih banyak kesempatan,” ucapnya.

Sebelumnya, menurut survey yang dilakukan oleh Financial Services Council mengungkapkan, sebanyak 71 persen ayah di Australia menghabiskan waktu kurang dari empat jam per hari bersama anak-anaknya khusus untuk melakukan tugas mereka sebagai orang tua.

Sebagai perbandingan, hanya 43 persen ibu yang menghabiskan waktu kurang dari 4 jam per hari dengan anak-anaknya. Hasil temuan terbaru ini dipublikasikan di jurnal Early Child Development and Care.
• VIVAnews

Matahari Lontarkan Lidah Api Terbesar ke Bumi
Coronal Mass Ejection (CME) membutuhkan waktu 24 jam atau lebih untuk tiba di Bumi.
RABU, 16 FEBRUARI 2011, 11:15 WIB
Muhammad Firman
Cahaya aurora, efek yang terjadi saat angin dari badai Matahari menghantam medan magnet planet Bumi. (AP)
VIVAnews - Matahari melepaskan lidah api terbesar selama empat tahun terakhir. Letusan yang terjadi pada 14 Februari di belahan barat atau 15 Februari di kawasan timur Bumi tersebut melontarkan gelombang besar yang mengandung partikel gas bermuatan listrik ke ruang angkasa.

Badai Matahari itu juga memancarkan sinar radiasi yang akan menghantam Bumi. Kini awan raksasa yang mengandung partikel tersebut sedang mengarah ke arah planet kita.

Umumnya, Coronal Mass Ejection (CME), sebutan untuk fenomena tersebut, membutuhkan waktu 24 jam atau lebih untuk tiba di Bumi. Efeknya, radiasi itu memicu munculnya aurora borealis, atau Cahaya Utara di garis lintang atas dan kadang muncul hingga di kawasan utara Amerika Serikat.

Dari pengamatan, letusan dahsyat tersebut tercatat mencapai Class X2.2 dalam skala lidah api Matahari. Ia merupakan lidah api kelas X pertama yang hadir di aktivitas siklus Matahari yang dimulai pada tahun lalu.

Sebagai informasi, kini Matahari sedang menuju ke solar maximum atau titik di mana aktivitas di permukaan matahari sedang mencapai puncaknya, yang diperkirakan akan terjadi pada 2013 mendatang.

“Lidah api itu merupakan yang terbesar sejak 6 Desember 2006,” kata Phil Chamberlin, Deputy Project Scientist, Solar Dynamics Observatory NASA, seperti dikutip dari Space, 16 Februari 2011. “Sebelumnya muncul petunjuk bahwa akan ada peluang munculnya lidah api yang sedang sampai besar (kelas M atau lebih), namun kami terkejut saat mengetahui bahwa lidah api yang dilontarkan merupakan kelas X yang lebih besar,” ucapnya.

Lidah api kelas X merupakan tipe lidah api yang paling kuat yang bisa dilontarkan Matahari. Ada dua kategori lain di bawahnya yakni kelas M yang memiliki kekuatan medium namun cukup bertenaga, dan kelas C yang merupakan lontaran radiasi yang paling lemah.

Lontaran lidah api sebesar itu akan memancarkan sinar X, radiasi ultraviolet dosis tinggi serta menghembuskan angin Matahari ke arah Bumi.

Setibanya di Bumi, elektron dan proton dari angin Matahari akan bersinggungan dengan medan magnet dan mengarahkannya ke kutub magnetik planet ini. Gangguan tersebut dapat menghadirkan badai geomagnetik di medan magnet planet Bumi.

“Badai geomagnetik berpotensi terjadi setelah 36 hingga 48 jam setelah CME tiba di Bumi,” ucap Chamberlin.
• VIVAnews

http://UangDownload.Com/88054